Pages

Saturday 10 November 2012

Chaesungdang - Berawal dari Voucher Diskon



Berawal dari Korama (drama Korea) sampai akhirnya suka musik, makanan, budaya, semuanya. Yes, saya memang salah satu dari pecinta hal-hal berbau Korea. Tapi bagaimana pun, bukan berarti saya ga cinta tanah air sendiri. I still love Indonesia. Aheyy! *kibasponi*

Someday, hati saya tiba-tiba kesetrum: kangen makan masakan Korea. Saya jadi ingat punya voucher diskon salah satu restauran Korea dari salah satu discount website, cukup dekat juga dari kantor – Chaesundang Shabushabu Brand Story. Akhirnya sepulang kantor, kami - saya, Lulu, Annisa, Puspa, dan Luwi – langsung tancap gas ke Gandaria City. Di mall ini memang cukup banyak ragam restauran Asia. Sebelumnya saya pernah mencoba masakan Korean di Ccozy & Friends, yang konsepnya lebih ke versi cafe daripada ke family resto.



Tuesday 23 October 2012

Kiyadon Sushi Japanese Restaurant

Kiyadon Sushi Grand Indonesia (cr: www.yukcari.com)
Weekend ini saya dan beberapa teman kantor pergi ke kantor Femina di bilangan Kuningan untuk mengikuti beauty class yang diadakan salah satu majalah yang bekerja sama dengan salah satu merk baru. Bagi saya menyenangkan sesekali waktu menghabiskan waktu dengan teman-teman, dapat plus ‘pelajaran’ yang enjoyable lagi kali ini ;)

Selesai acara, kami memutuskan cuci mata ke Grand Indonesia (GI). Perkara memutuskan tempat makan memang ga segampang makannya, apalagi kalau pergi berame-rame. Pilihannya dua: terlalu banyak pilihan atau ga ada pilihan/ga ada yang milih. Hhehe. Kali ini kasusnya karena ga ada yang milih, semuanya jawabnya terserah. Masalahnya ga ada nama resto ‘terserah’, jadi bingung kan. Akhirnya kami memutuskan keliling mondar-mandir sana sini, melihat satu per satu tenant yang kira-kira menarik dan layak coba. Begitu sampai ke pilihan terakhir (karena ga ada pilihan lain), tiba-tiba kami terhenti di satu tempat yang terlihat menarik. Dan semakin tertarik setelah melihat menu di menu book yang diletakkan di depan pintu masuk. Deal, akhirnya kami makan di Kiyadon Sushi.


Saturday 20 October 2012

Menikmati Sajian Makanan & Layar Tancap di Warung Misbar

Picture belong to detik.com
Weekend ini saya sempatkan ke Bandung untuk memenuhi undangan pernikahan salah satu teman dari kantor lama saya. Setelah ke resepsi pernikahan, kami - saya membawa 2 teman saya Annissa dan Winda untuk menemani makan-makan :P – sempatkan berjalan-jalan. Ya, ga jauh-jauh sih, seperti biasa kami berjalan-jalan di daerah Jalan Riau dan sekitarnya yang sudah terkenal sebagai daerah tempat perbelanjaan dengan deretan FO (factory outlet), pertokoan, dan tempat-tempat makan.

Sunday 7 October 2012

Gule Kepala Ikan ‘Mas Agus’ – Potongan kepala yang menggoda


Hari ini hari terakhir rangkaian kegiatan Hari Habitat Dunia di Surabaya. Karena masih ada waktu sekitar 3-4 jam sebelum keberangkatan pesawat kembali ke Jakarta, akhirnya saya memutuskan mampir pulang ke rumah. Setelah mencari oleh-oleh tambahan, saya diajak ke tempat recomended keluarga yang baru ditemukan setelah saya kerja di Jakarta: Gule Kepala Ikan Mas Agus. Ya, ini memang pertama kalinya buat saya, tapi sudah yang kesekian kalinya buat keluarga. Beberapa kali yang lalu selalu gagal icip kepala ikan yang dielu-elukan keluarga ini. 


Tuesday 14 August 2012

Santika Baru Seafood for Seafood Lovers



Kali ini masih menjajah daerah Bendungan Hilir (Benhil). Kami sudah merencanakan untuk mencoba warung kaki lima seafood di salah satu sisi Jalan Bendungan Hilir. Street food spesialis seafood ini bener-bener menarik perhatian saya dan partner wiskul saya, mas Ito. Gimana ga? Selain karena menu seafood-nya, warung kaki lima ini ramainya minta ampun – mulai dari penjalan kaki sampai yang bermobil mewah, dari pengunjung ‘lokal’ sampe ‘interlokal’ (bule) – dari seberang jalan aja sudah bisa kecium aromanya, dan untuk ukuran warung kaki lima, space warungnya besar sekali, rasanya cukup menampung lebih dari 100 orang! Intinya, kami benar-benar kena magnetnya *droooling*.

Friday 10 August 2012

Berbuka Masakan Asli Aceh di RM. Aceh Seulawah


Ada yang suka makanan Aceh? Ayo, yang suka makanan Aceh acung kakiii!

Meskipun bukan penggila, tapi saya juga suka makanan Aceh, terutama mie Aceh dan Ayam Tangkap. Kadang suka muncul-mucul sendiri ngidamnya. Untungnya di depan kantor ada tenda makanan Aceh yang sederhana, tapi jangan salah, rasanya ga sesederhana itu. Tapi ternyata selama bulan Puasa, Tenda Aceh ga buka lapak.

Akhirnya saya dan partner wisata kuliner memutuskan merantau ke Aceh mencicipi makanan Aceh di RM Aceh Seulawah di daerah Benhil (Bendungan Hilir) untuk buka puasa. Di kawasan ini banyak berderet tempat makanan, apalagi kalau Bulan Puasa begini, ada bazaar Ramadhan dekat Pasar Benhil yang menjual berbagai makanan, cemilan, dan takjil untuk berbuka puasa. Bahkan sekali waktu saya sempat lihat bazaar ini buka dari pagi sampai sore. Lihat makanan bertumpuk-tumpuk gitu jadi bikin tergoda. Tapi puasa tetep jalan dengan lancar terkendali dong.. – padahal tahan napas setiap lewat hee hee

Thursday 9 August 2012

buzz KOREA - a place to touch Korea

Did you guys know about this website?
At least, did you ever hear or read about this website?


I have found this website a few month ago – I don’t remember exactly tersenyum lebar – but a found that this is a cool website about Korea. Essentially, buzz KOREA is a global campaign and an integrated online community platform site that reveals Korea's tourism attractions and a variety of Korea-related contents through social media like blogs, Facebook, Twitter, YouTube, Ameba, QQ etc. buzz KOREA will bring you in interesting and buzzy stories about Korea. Besides, you can share your memories and experiences in Korea with your global friends, know more about Korea, and attend various events as well.

People communicate globally with friends through the internet everyday and buzz KOREA is all about sharing stories about Korea with your friends. Through buzz KOREA, you can talk about Korean history, Korean food, travels in Korea, and more with everyone you communicate with.

There is a saying in Korea that goes, "You can double your pleasures by sharing". With buzz KOREA, you can even touch Korea with winning giveaways from various events and you can double your pleasures and captivate more people with sharing your stories about Korea. You can share stories, information, video, and etc.

Just click here if you wanna know more about buzz KOREA and KOREA indeed mengedipkan mata

Wednesday 8 August 2012

First Step – Backpacking To Singapore (Day 1)


“Every journey starts with a single step.” – Confucius

That quote is one of my favorite quotes. It seems really simple, isn’t it? But when you think about it, you will realize that sometimes taking the first step is the toughest thing you do. Once you made the decision, it is easier because you are already moving forward.

In this case (of my story), it blow up my spirit to take my first step. Maybe some people say that it’s  a little ordinary step. Ignore it! Couse this little step may bring me (and bring us) to the next and bigger step. Fighting!
beri semangat
Full credit to blueeyednightowl

Well, saya memulai petualangan internasional backpacking ini di Singapura. Yah, bukan pure backpacking ala pro backpacker mungkin. Namanya juga newbie. Hhehe.. tersenyum lebar dan menurut banyak orang termasuk advance backpacker says kalau Singapura ini jadi salah satu negara tujuan yang oke buat newbie backpacker dari Asia Tenggara. Saya sendiri juga merasa seperti itu. Negara kecil ini memiliki sistem transportasi mantap, keamanan yang oke termasuk untuk solo backpacker, dan kita sudah (lumayan) bisa merasakan ‘suasana Luar Negeri’-nya hebat

Saya memulai perjalanan ini berdua teman saya, Rida. Kami ga memakai jasa tour travel atau semacamnya. Kami mengandalkan kemudahan fasilitas dunia modern: browsing, browsing, browsing, bisa via internet, buku, dan banyak media lainnya. Jangan pernah bosan deh melakukan hal ini. Kita bisa mendapatkan (hampir) semua yang kita mau, mulai dari urusan akomodasi, transport, lokasi tujuan, cerita pengalaman orang lain dan semua hal-hal detail lainnya.

Seperti biasa, perjalanan dari rumah menuju airport (Terminal 3 – Air Asia) menggunakan bus Damri dengan jadwal penerbangan pukul 18.50. Ternyata kalau long weekend seperti ini Terminal 3 saaangat ramai, dan antrian yang kayak ular ini cuma di International Gate. Kalau Domestic Gate, mau masuk sambil seluncur gaya kupu-kupu pake sepatu roda aja bisa kali ~(‾)~. Hehehe..

Tuesday 7 August 2012

Sashimi Time at Y&Y Resto


Dihari yang sama saat perjalanan dari Bekasi, akhirnya kami buka puasa di kereta dan mulai memikirkan menu buka puasa. Singkat cerita akhirnya kami memutuskan untuk nyushi (lagi). Niatnya sih pengen nyobain Sushi Tei yang di Grand Indonesia (GI). Ternyata setelah keliling-keliling mall, info yang saya dapat ngawur sodara-sodara waduh!. Memang belum ada Sushi Tei di GI, tapi di Plaza Indonesia, tetangganya. Kalau di Plaza Indonesia sih sudah tahu, tapi agak segen aja kesana karena kami sudah terlanjur masuk di GI dan memang niatnya main ke GI yang katanya ada juga Sushi Tei. Hngghh..

Perut sudah meronta. Pengen beralih ke Sushi Groove tapi belum nemu juga lokasinya dimana, lupa. Setelah menimbang, mengukur, mengamati, dan meresapi *halah* tiap tenant yang ada, akhirnya kita ‘memberanikan’ diri masuk ke Y&Y Resto. Eniwei, waktu kami menunggu menu baru sadar kalau Sushi Groove ada tepat di depan Y&Y Resto. Hha, bukan jodohnya kesana hari ini.

Begitu masuk langsung disambut ramah oleh waiters dan dengan sigap memberi menu book dan merapikan meja untuk 2 orang. Mereka menyediakan 2 tempat, indoor dan outdoor. Indoor ada di dalam resto mereka dekat dengan dapur dan cashier, sedangkan outdoor tempat duduknya dibagi beberapa macam, ada yang kursi makan seperti resto-resto pada umumnya, ada sofa di sepanjang sisi luar, ada juga tempat duduk yang disekat-sekat dengan dekorasi yang menarik. Restonya memang nyaman, bersih, dan lokasinya sendiri cukup eyecatchy. Begitu lihat menu, yassalaam langsung tersepona: sama foto-foto makanan yang menggiurkan dan price tag-nya. Ehehe.. Yasudahlah, sekali-kali ini, ga tiap hari atau tiap minggu juga kesini.

Monday 6 August 2012

Perjalanan Singkat ke Bekasi


Awal weekend kemarin penuh rencana ga terduga, rencana yang ga terencana. Saya dan si mas weekend partner tau-tau ikut kereta ke Bekasi. Bukan buat liburan sih, tapi ke salah satu rumah sakit untuk MCU. Dengan bantuan GPS dan mulut *buat tanya-tanya :P* akhirnya sampe juga dengan selamat sentosa ke tempat tujuan. Untungnya perjalanan ini sama sekali ga ganggu puasa. Yah, agak seret dikit sih, tapi setelah ngadem di RS, ibarat hp, indikator baterai-nya langsung kembali terisi.

Baru pertama kali ini benar-benar ke Bekasi. Biasanya sih cuma numpang lewat, itupun via tol. Kali ini ‘berkunjung’ dari jakarta via KRL dari Stasiun Gubeng langsung turun ke Stasiun Bekasi. Kebetulan berdasarkan om GPS, Rumah Sakitnya ada di jalan yang sama dengan Stasiun Bekasi. Selama tinggal di Jakarta, baru kali ini naik KRL tersenyum lebar. Pertama kali masuk langsung keinget MRT di Spore, ehm, versi super humble-nya senang. Not so bad, termasuk kalau dibandingkan dengan Kereta Komuter di Surabaya dan sekitarnya. It’s a lot better. Hari ini sempat merasakan padat dan lengangnya KRL. Sempet padat sebentar karena banyak pengguna kereta yang transit ke arah Bogor. Setelah itu suasana cukup damai, begitu juga waktu pulang yang cenderung lebih sepi. Bisa duduk-duduk suka-suka hati lah. Hhehe.
 
Benar juga ternyata kata-kata bahwa sekarang yang macetnya gila ga cuma Jakarta, tapi tetangga sekitarnya juga sama. Begitu juga dengan Bekasi. Sampai di jalan Ir. H. Juanda langsung disambut rentetan kendaraan yang ga kelihatan ujung-pangkalnya. Kata arek Suroboyo, MUACET puoll ngambek. Dan mungkin terasa lebih karena jalannya yang sempit kali yah. Mirip-mirip sama Bandung sih. Balik dari Rumah Sakit kami coba jalan kaki karena ga ada angkot dan taxi yang seliweran taxi abal-abal yang ga mau pake argo, tapi nembaknya (tarif) suka-suka hati banget. Sampai setengah jalan akhirnya kami – ehm, saya – menyerah takut makin kering tenggorokan, takut kenapa-napa kan puasanya pipi memerah. Kami memutuskan naik becak, asiik semiliiir. Entah sudah berapa lama juga ga naik becak. Tapi bahkan setelah hampir sampai pun si bapak becak mulai menyerah sama macetnya. Akhirnya kami memilih turun dan jalan kaki karena lebih cepat dari semua kendaraan yang berhenti total disitu menjulurkan lidah

Wednesday 25 July 2012

Pindang Iga dan Sup Buntut Potbelli Resto

Ini kedua kalinya saya datang ke PotBelli. Cabang Potbelli Resto di Blok M Square ini baru saja buka beberapa bulan yang lalu. Pertama kali ke sini kami, saya dan mas Ito, tergoda promo paket dari menu yang ditawarkan, khususnya paket Sup Iga dan Sup Buntut. Hm.. Iga memang susah ditolak, padahal 3 hari sebelumnya saya sudah makan 2 kali menu iga di tempat yang berbeda  

Saat itu kami pesan Paket Pot 1 dengan menu Pindang Iga Sapi (bakar/goreng), nasi putih, sambal dan kerupuk, kemudian Kwetiau Seafood, Es Teh Tarik dan Jeruk Manis Hangat. Paket Pot 1 ternyata dilengkapi juga dengan kuah sup dengan wadah terpisah. Penyajiannya menarik dan terasa fresh from the open, rasanya pun ternyata ga kalah menarik. Pindang Iga Sapi Bakar-nya lembut, bumbunya meresap, dan porsinya juga pas, ga terlalu kecil. Cukup mengingatkan saya dengan rasa supernya Iga Bakar di Ipang Resto, Surabaya. Sup kuahnya sedap, asam-asam segar. Benar-benar pelengkap yang pas! (ʃƪ´`)

Kwetiau Seafoodnya juga enak. Taburan seafood dan sayurnya cukup banyak dan besar. Kalau dibandingkan dengan Kwetiau Seafood di Solaria yang menjadi salah satu menu tetap saya di sana, soal porsi memang kalah besar. Yah, Solaria memang porsinya hampir ga ada yang kecil. Hhehe.. Tapi memang menurut saya rasanya porsi Kwetiau Seafood di Potbelli sedikit kurang. Untuk sensasi rasanya juga berbeda. Di Potbelli ada sedikit rasa asam. Kalau untuk yang satu ini selera yah. Hhe.. Es Teh Tarik-nya, hmm.. rasanya seperti teh tarik yang diracik sendiri dan terasa asli, bukan dari produk instan apapun, enak dan segar. Yang pasti selesai makan benar-benar merasa puas dan berpikir akan ada ‘selanjutnya’ .

Tuesday 24 July 2012

Sensasi ‘Makian’ Nasi Goreng Jancuk

Lihat-lihat foto di hp, saya baru sadar, banyak juga foto-foto makanan. Hhe, saya emang suka foto-foto makanan sih. Sekalian aja yah saya review biar fotonya ga ‘sia-sia’.

Ada yang pernah mendengar atau mengenal kata ‘Jancuk’? Ya, ini memang kata-kata umpatan khas Arek Suroboyo. Ga kok, saya bukan mau ngajarin ngumpat. Kata-kata ini memang kesannya agak gimanaa yah kalau denger kata-kata beginian. Tapi kesan yang agak gimana bakal berubah kalau sudah disandingkan dengan nama makanan yang satu ini, Nasi Goreng Jancuk, salah satu menu andalan Kartini Restaurant, Surabaya Plaza Hotel. Dan rasanya ini jadi salah satu makanan ‘wajib’ ketika berkunjung ke Kota Pahlawan ini.


Suasana Kartini Restaurant, Surabaya Plaza

Thursday 19 July 2012

Icip Perdana ‘sushi cafe’ di Unagi-Qu Sushi

Beberapa minggu terakhir ini tiba-tiba lagi suka ngidam sushi. Ngidamnya berkepanjangan nih sekalipun sudah 2 kali dalam 2 minggu ini memenuhi hasrat nyushi (makan sushi). Ini memang jadi salah satu makanan favorit saya, terutama bagian nori (Jepang) atau kim (Korea) dan salmonnya. Nori, bagi saya, mencium baunya saja nafsu makan langsung meningkat 60%, apalagi kalau makan.

Ngomong-ngomong soal sushi, saya jadi kangen saat nyushi di Surabaya. Lokasi tepatnya di bagian foodcourt City of Tomorrow (Cito), Inagi-Qu Sushi. Saya sendiri baru tahu ada tempat sushi disitu. Jujur awalnya memang ragu dengan tampilan dan rasa sushinya. Pertama, dari lokasinya, kedua nama dan tampilan stand board-nya yang ga meyakinkan (yeah, I look that detail tersenyum lebar). Tapi toh akhirnya iseng nyoba juga.

Sushi Mix and ramen at Unagi-Qu

Wednesday 18 July 2012

Menjelajah Pulau Tidung Kepulauan Seribu (Day 2)

Kami bangun keesokan hari dengan rasa yang ga jelas gara-gara pose tidur gaya lilin dan gaya lipat kaki. Ada pula yang 'kreatif' tau-tau diare, katanya sih kemungkinan karena BBQ semalam, entah makanan yang ga bersih atau dianya yang ga bersih. Hahaha.. (Okay, cerita yang ini diminta langsung sama si pengidap diare, si Lulu ). Meskipun tidur setengah-setengah, toh akhirnya kami bangun juga untuk sholat Subuh dan kemudian dengan tampilan seadanya dan nyawa yang masih kurang-kurang langsung berangkat ke Pantai dengan sepeda. Oia, di Pulau Tidung ini alat transportasinya sepeda motor, becak, dan sepeda. Selama saya disana belum pernah lihat ada mobil, sebenernya saya ga yakin juga apa cukup jalannya? Sedangkan sepeda di sini bagaikan sepeda motor di Surabaya – jadi semacam alat transportasi utama. Banyak persewaan sepeda bagi pengunjung untuk berkeliling pulau atau kalau seperti kami yang ikut dengan travel, persewaan sepeda sudah termasuk dalam paket.

jembatan Cinta
Begitu sepeda dikayuh, hmmm.. ga ada ngantuk lagi. Angin sepoi-sepoi pagi, pemandangan ke laut, semuanya bener-bener bikin semangat. Beda sekali dengan siang hari yang panasnya bisa jadi pengering kilat jemuran (ya sih, pantai di sekeliling.. mehehe). Kami menuju pantai lokasi Jembatan Cinta. Saya sendiri ga begitu mengerti kenapa dinamakan begitu, karena saya ga melihat ada bentuk-bentuk serupa hati atau semacamnya atau entah ada cerita apa dibaliknya. Jembatan ini menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil. Di pangkal jembatan memang agak ngeri, banyak yang rusak bolong-bolong. Ga banyak yang berani melewati bagian itu. Padahal kalau ga terlewati otomatis ga bakal bisa jalan ke sepanjang Jembatan Cinta dan sampai ke Pulau Tidung Kecil. Hhehe.. sayang banget. Di bawah jembatan, terumbu karang, ikan, dan isinya bisa terlihat dengan jelas. Airnya jernih banget! (ʃƪ´`)


Thursday 12 July 2012

Don't Judge a Men Body Spray by It's Cover

Sebagian besar orang sibuk merencanakan acara pulang kampung di pertengahan bulan Mei ini karena ada long weekend libur Nasional plus cuti bersama. Tapi saya sudah merencanakan jauh-jauh hari acara lain untuk long weekend dan pulang ke Sidoarjo awal Mei ini karena ada sahabat SMA-ku yang menikah. Yep, ini memang jadi acara pulang kampung tersingkat. Out of main topic, pernikahan memang jadi topik hangat di usia-usia seperti ini (Bau-bau mulai galau, hhaha..pipi memerah). Melihat pernikahan sahabatku ini rasanya benar-benar terharu dan tetap takjub menyaksikan hingga akhir acara. Dia jadi salah satu sahabatku yang pertama menikah, dan tepat di hari lahirnya. Hm.. Senengnya di acara pernikahan begini adalah sesi reuni dan kangen-kangenan dengan teman-teman yang dateng \(´`)/.

Well, diluar kebahagiaan dan keharu-biruan dari perjalanan singkat pulang kemarin, ada cerita konyol yang sempat muncul. Awalnya dari kebiasaan re-use barang-barang bekas pakai. Niatnya sih semacam cinta alam.

Malam itu saya bermaksud membersihkan tas bahan semi-kulit yang mulai timbul bercak-bercak. Karena ga mempan sama air, akhirnya papa kasih saran untuk pakai silicon dan minta ke Dika, si adek. Dari awal saya sendiri ga ngerti barang seperti apa yang dimaksud, jadi asal minta dan mastiin aja ke adek. Karena masih ga yakin sama bentuknya, akhirnya meyakinkan lagi ke papa tentang barang yang dimaksud. Kejadian berikutnya ga terduga.

Me    : Pa, ini bener ga sih siliconnya? Kog Dika nyebutnya bukan silicon gitu?
Papa : Loh, sudah tanya Dika belum? Coba liat..
Me    : Iya, katanya yang ini kalau mau bersihin tas *sambil menyodorkan silicon*
Papa : Loh, hhaha.. Men body spray! *sambil dengan girang dan pedenya menyemprotkan isi botol ke ketiak*
Me    : PAPAAA! *nunjuk histeris* jangan-jangan itu tempatnya aja! *tiba-tiba baru kepikiran* !! ゚ Д゚)

Terlambat saudara-saudara. Bener aja, isinya ga seperti body spray pada umumnya. Yang keluar justru semacam busa putih. Muahahaha.. hebohlah se-isi ruangan termasuk papa sendiri yang kaget karena isinya bukan the real Men Body Spray. Hahaha berguling di lantai

Lesson Learned: Don't judge a men body spray by it's cover laughing kekekekk..

Monday 9 July 2012

Menjelajah Pulau Tidung Kepulauan Seribu (Day 1)

Sepenggal cerita kebersamaan Cibulers 
menjamah Pulau Tidung di akhir Juni..

Perjalanan ke Pulau Tidung kali ini memang bukan perjalanan murni backpacking mengingat perjalanannya bersama dengan serombongan (lumayan besar) teman-teman yang membawa temannya, pacar, atau bahkan anaknya. Kami memutuskan untuk melakukan perjalanan melalui salah satu travel dari sekian banyak travel agency yang menawarkan liburan ke Pulau Tidung Kepulauan Seribu. Selain harga yang kami hitung-hitung tidak jauh berbeda dengan berangkat secara mandiri, kami juga mempertimbangkan fasilitas yang ditawarkan. Dan satu hal yang paling menarik perhatian kami adalah adanya tawaran underwater photo. Hhoho *jogetkayangdilaut*.

Muara Angke
Rencana awal keberangkatan kami dari Muara Angke pukul 07.00, tapi tiba-tiba ada pengumuman mendadak H-sekian yang memaksa kami untuk menumpang kapal jam 10.00. Ga apa-apa lah, karena jadwal pulang jadi mundur juga untuk mengganti waktu yang ‘hilang’.

Yang sudah pernah ke Pelabuhan Muara Angke pasti hafal deh sambutannya. Bukan welcome drink atau tarian hula-hula ala nelayan. Tapi bau amis yang menyengat sampai ubun-ubun. Hhe, saya memang paling ga tahan sama bau-bauan yang ‘unik’ begini. Kami mengunggu beberapa saat di pom bensin pelabuhan yang ternyata memang menjadi semacam waiting room bagi para pelancong yang akan berangkat ke Kepulauan Seribu. Kapal agak terlambat – ternyata macet Jakarta bukan hanya di darat – dan panasnya minta ampun secara di tepi laut ya.


Antara Kreatif dan Masa Kecil Kurang Bahagia 

Thursday 28 June 2012

PRJ 2012 Punya Cerita..

Siapa sih yang ga tahu Pekan Raya Jakarta? Apalagi yang ngakunya orang Jakarta atau orang yang tinggal di Jakarta. Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair adalah event pameran tahunan terbesar di Indonesia yang (biasanya) berlangsung selama satu bulan penuh untuk memperingati hari jadi Kota Jakarta. Seperti tahun ini yang diadakan mulai tanggal 14 Juni - 15 Juli di JIExpo Kemayoran.

Sebenarnya ini adalah tahun pertama saya berkunjung di PRJ. Hhehe.. Tahun lalu saya tidak sempat mengunjungi satu kali pun karena pekerjaan yang ga kenal waktu. Saya sendiri penasaran dengan acara yang banyak disebut-sebut orang ini dan penasaran dengan kata 'pameran terbesar di Indonesia'. Sebesar apa sih? Emang ada apa aja?

Akhirnya datanglah saya ke PRJ di minggu pertama event, atau tepat di hari kedua diselenggarakannya PRJ. Bagi pengguna busway, dari Koridor 1 (Blok M - Kota) transit di Shelter Harmoni dan Senen kemudian lanjut menuju ke Shelter Jembatan Merah di Koridor 5 (Kp. Melayu - Ancol). Eits, belum selesai.. Dari Shelter Jembatan Merah jalan sedikit ke samping Hotel Sheraton kemudian naik Mikrolet 53. Akhirnya dengan usaha extra karena jarak yang cukup jauh dan cuaca yang hangat panas, sampailah saya ke Arena PRJ yang ber-ac (bagian indoor) dan pengunjungnya pun ternyata belum terlalu heboh *sujud syukur*.

Wednesday 27 June 2012

Is it your personal bathroom?

Siapa yang masih belum ngerti arti kata toleransi? Meskipun ga dalem-dalem banget, pasti sudah pada ngerti donk yah, secara dari SD pasti ada namanya mata pelajaran PPKN/PKN atau semacamnya.

Hm.. mungkin kepikiran bakal berat nih omongannya. Well, sebenarnya cuma pengen ngomongin soal mandi tersenyum lebar Hehehe.

Gw akui, gw sendiri sebenarnya bukan tipe orang yang kesehariannya bisa mandi super kilat dalam waktu 5 menit atau bahkan kurang, meskipun kadang bisa juga. Berlama-lama di kamar mandi pun juga bisa dengan segala macem printilan yang menyenangkan diri sendiri, itu juga ga setiap kali mandi juga. Tergantung sikonlah. Keseharian sih gw bilang juga normal seperti kebanyakan orang, 10-15 menit. Eniwei, kenapa gw tiba-tiba ngomongin soal lama mandi? 

Sebenernya gw sendiri bukan orang yang ribeud ngurusin lama mandi orang, selaamaa ga mengganggu kepentingan orang lain atau kamar mandi yang dipakai adalah kamar mandi pribadi. Inilah suara hati anak kost dengan kamar mandi bersama, milik umum. Gw suka kesel sendiri (eh ga juga sih, ini juga suara hati penduduk kost gw bahkan si ibu cuci yang ga ikutan mandi di sini :P) lantaran ada satu bocah kost yang mandinya naudzubillah lamanya ga nanggung-nanggung. Sekali dia mandi, selesainya bisa samaan dengan 2-3 orang selesai mandi. Ga masalah sih buat gw kalau dia bisa mengerti tata krama mandi di kamar mandi milik bersama. Entah dengan cara bangun lebih awal, pilih waktu non peak hour (misal sore atau malam), atau sekalian pilih kamar kost yang punya kamar mansi pribadi. Hhehe.. Nah ini pas peak hour ketika semua orang mulai bangun pagi dan siap-siap beraktivitas. Jadi ga mengerti gimana bisa tiap kalinya bisa selama itu dan keukeuh sekalipun di kasih kritik dan saran. Semakin sebel lagi karena kalo setiap kali gw kebangun normal - ga ngalah dengan bangun lebiih awal dari dia - udah alamat macet antri mandi dan telat masuk kantor deh.. (-_____-")

Kalau dibilang hak, yaa.. memang hak mau mandi selama apa. tapi ada kata lain yang perlu dipertimbangkan: toleransi dan hak orang lain. Secara yang lain pun gw lihat juga saling memikirkan. Saran langsung ga langsung bahkan disindir jelas-jelas pun ga mempan. Gimana kalau posisinya dibalik?? Seandainya dia merasakan perasaan penduduk kost gw (termasuk gw) putus asa*Gigit bantal*

Wednesday 13 June 2012

Galeri Nasional - Raden Saleh Exhibition

Picture Taken from here
Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, dalam rangka bosan nge-mall, weekend berikutnya saya habiskan waktu ke tempat wisata non-mall (lagi). Kali ini giliran Galeri Nasional, tujuan yang tertunda. Ternyata ga ada ruginya weekend kemarin tertunda datang kesini, untung malah, karena ternyata tepat saat saya dan teman berkunjung, ada pembukaan Raden Saleh Exhibition. Pameran ini berlangsung 2 minggu, 3-17 Juni 2012, dengan tema Raden Saleh dan Awal Seni Lukis Modern Indonesia (Bagi yang pengen nonton silahkan, masih ada beberapa hari lagi big grin).

Seperti biasa, saya pergi dengan memanfaatkan busway yang sudah susah-susah disediakan oleh Pemerintah. Hhe.. Tapi alih-alih berangkat dari Shelter Al-Azhar di Koridor 1, kali ini saya berangkat dari pangkalnya, Shelter Blok M. Tapi ternyata pilihan kali ini salah. Rameeenya berasa antri sembako gratis whew!. Galeri Nasional terletak di seberang sisi barat Museum Nasional, tetapi ditengahnya dipisahkan oleh Monumen Nasional (Monas). Naik busway, dari Shellter Blok M langsung menuju ke Shelter Gambir 2. Turun dari Shelter Gambir 2 masuk menuju pintu keluar masuk Stasiun Gambir lalu tinggal menyeberang jalan.

Peta Lokasi Galeri Nasional Indonesia

Monday 11 June 2012

Weekend at the Museum – Museum Nasional

Ada yang suka ke museum atau galery? Ada yang suka atau.. at least pernah pergi ke tempat wisata lain di Jakarta selain wisata mall.
 

Hm.. mungkin sebagian besar lebih suka jalan-jalan ke mall. Hhe.. Saya sendiri, meskipun tetap suka dengan mall dan sejenisnya, hal-hal dan tempat-tempat yang berbau seni juga ga kalah doyan. Beberpa minggu lalu saya menyempatkan diri berdua dengan mas-weekend-partner yang sesama pecinta seni pergi ke Museum Nasional kemudian weekend berikutnya lanjut ke Galeri Nasional. Ini dalam rangka bosan wisata mall. Tsah, gaya banget *pasangkacamataitem*

Okay, cerita pertama tentang Museum Nasional. Saya dan teman saya pergi sebelum siang dengan busway dari Shelter Al-Azhar di Koridor 1 menuju ke Shelter Monas, yang kebetulan ada di Koridor 1 juga. Jadi ga perlu transit kemana-mana. Untuk saat weekend, hari itu termasuk lengang, baik jalanan Kota jakarta, shelter, dan busway. Sebenarnya rencana waktu itu adalah ke Galeri Nasional, tetapi karena belum tahu posisi tepatnya, akhirnya kami memutuskan ganti tujuan seketika ketika melihat bangunan Museum Nasional.

Peta Lokasi Museum Nasional


Monday 28 May 2012

Peraturan Baru vs Terminal Blok M dan Kopaja


Perjalanan backpacking kemarin memang membawa banyak cerita dan hal-hal baru yang terlihat secara nyata, bukan lagi sekedar hasil browsing di internet atau media lainnya. Salah satu hal yang mencolok adalah mass transportation dan public regulation. Bukan bermaksud membanding-bandingkan, karena kalau dibandingkan dengan negara tetangga untuk urusan yang satu ini memang agak.. hmm.. ya begitulah. Butuh banya(aaa)k perbaikan mengerlingkan mata.

Hari ini kebetulan ada rencana untuk jalan ke daerah Fatmawati lanjut ke Museum Nasional Indonesia di Jalan Merdeka (seberang Monas – Monumen Nasional). Dari Terminal Blok M sudah merasa ada yang berbeda. Terminalnya kali ini terlihat lebih rapi dan terasa jauh lebih sepi dari biasanya, apalagi weekend seperti sekarang ini. Sepertinya sedang digalakan peraturan baru. Hm..bukan peraturan baru juga, mungkin lebih tepatnya menggalakkan dengan lebih sungguh-sungguh (dan penuh dengan kedisiplinan) peraturan yang sudah ada. Tsahh.. tersenyum lebar

(Hampir) Ga ada lagi tumpukan ga beraturan bus-bus kopaja, (hampir) semua bus langsung masuk ke jalurnya masing-masing, begitupun penumpangnya yang sebagian besar sudah menunggu di tempat yang disediakan. Bapak pengatur lalu lintas terminal kali ini lebih tegas, ada juga petugas yang koar-koar pakai mikrofon untuk mengatur lalu lintas, bahkan suka langsung menggertak nama bus yang bandel. Bagi yang bandelnya ga ketulungan, keukeuh melanggar peraturan, dari pengumuman si petugas sih bisa-bisa bus kopajanya di sita. Well, so far it works! Meskipun sopir kelihatan jengkel karena ga bisa mengangkut orang yang lebih banyak seperti biasanya dengan ngetem lama-lama. Sedangkan saya si penumpang sih seneng-seneng aja. Ehehe.. ^^v Semoga bukan jadi trend macam potongan rambut yang tiap tahunnya ganti model-ganti warna, tetapi lebih ke trend jeans yang eksis sepanjang masa *teteup dikaitkin sama fashion* tersenyum lebar

Update:
Sayang, ternyata ga berlangsung lama. Beberapa minggu kemudian saya kembali berkali-berkali sudah kembali suka-suka. Dan ga ada lagi tuh suara garang dalam pengeras suara dan polisi yang super disiplin. Sayang.. wajah tanpa emosi