Pages

Monday 8 December 2014

Co Host for My Trip My Adventure to Sumba [Part 2]


Hari yang ditunggu-tunggu dengan cerah ceria tapi gugup setengah hidup datang juga. H+1 setelah ulang tahun saya, berangkatlah saya pagi-pagi buta ke Soetta Airport. Saya berangkat bareng PIC dari Advan dengan flight Jakarta – Bali jam 5.00 WIB. Dari Bali, kami melanjutkan perjalanan jam 12.00 WITA, full team dengan kru Trans Tv, termasuk 2 host MTMA, Vicky Nitinegoro dan Denny Sumargo. Dan akhirnya setelah perjalanan panjang, sampailah kami di Sumba Barat. Suasananya mengingatkan saya saat saya datang ke Dili, Timor Leste, 3 tahun lalu. Well, mungkin karena lokasinya yang berdekatan.


Sunset dari atas tebing Pantai Mandorak

Tujuan pertama kami adalah Pantai Mandorak di Sumba Barat Daya. Dari airport ke pantai ini cukup jauh, sekitar 2 jam perjalanan nyaris tanpa macet, berjarak sekitar 42 Km dari Tambolaka Ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya. Melewati jalan berkelok-kelok di atas bukit, naik dan turun sampai akhirnya di suatu daerah yang semakin jarang terdapat rumah penduduk ataupun kendaraan bermotor, jauh dari kota dan keramaian, kanan kiri dipenuhi dengan ilalang dan tanpa lampu jalan, lebih banyak penduduk lokal yang berjalan kaki sambil menuntun kerbaunya pulang.

Sampai akhirnya kami tiba di salah satu tebing tinggi Pantai Mandorak. Tempat yang terkenal dengan pemandangan sunset-nya yang super. Dan terbukti, di sini keren banget sunset-nya, totally! Menikmati sunset dengan suara ombak air pasang yang bertabrakan dengan bebatuan dan tebing-tebing di sepanjang pantai, airnya yang jernih biru kehijauan, pasir putih, langit yang terasa luas dan tebing yang cantik. What a wonderful sight. Pantai Mandorak seperti surga kecil nyaris tak terjamah dibalik tebing :)

Akhirnya dimalam pertama, kami tinggal di salah satu rumah warga asing yang merupakan anggota foundation asing yang sudah cukup lama tinggal di Indonesia. Rumahnya merupakan bangunan dengan konsep rumah adat dengan beberapa modifikasi, menghadap kearah laut dengan teras kayu tanpa atap. Dan ternyata pemandangan dahsyat ga hanya saat sunset, pemandangan malamnya pun juga ga kalah memikat. Saya seperti berdiri dengan teropong bintang tak terlihat. Langitnya jernih, bintang-bintang bermunculan semakin jelas memenuhi seluruh lembaran langit malam. Percaya deh, ini-kece-banget! Saya ga akan berhenti bosan memandang langit malam di sini. Malam ini, serasa bangsa Na’vi dalam film Avatar, kami tidur di atas hammock yang ternyata nyaman juga untuk tidur hingga pagi datang.

that feeling.. pemandangan yang terlihat dimulai saat mata terbuka

---

Pagi hari kedua kami mulai dengan berburu gurita. Uwaah, denger namanya aja udah bikin laper. Hehe. Dengan perahu nelayan, kami berangkat melaut dan mulai berburu gurita. Hmm.. pagi-pagi ombaknya udah gede aja, keras, khas pantai selatan. Perahu kru Trans Tv sampai sempat terbalik beberapa kali. Hewh! tapi toh akhirnya kami ikut nyebur dengan para nelayan untuk berburu gurita. Ah senengnya berenang lepas di laut~

Ga lihat tempat ga lihat waktu, tapi lagi-lagi saya kena dikerjain Densu ama Vicky. Baru juga semalem kenal, tapi ini sudah kesekian kalinya saya dikerjain, Ga tau saya yang terlalu gampang dikerjain atau mereka yang sudah kompak terlatih buat ngusilin orang, saya mau aja gitu disuruh ikutan kumur-kumur air laut. Katanya biar menyatu dengan laut, jadi ga mabuk laut, bla bal bla. Hedeuh.. mikir apa saya nih *tepok jidat*.

Putihnya pasir, birunya laut, kokohnya bebatuan Pantai Mandorak

Anyway, airnya emang bersih, dingin, seger banget deh. Begitu air laut ini nyentuh kulit pasti bawaannya langsung pengen nyebur. Di bagian ini nyaris ga ada terumbu karang, memang ga cocok sih buat snorkeling, tapi ini memudahkan para nelayan untuk berburu gurita yang hanya dengan modal google dan tombak, ah.. dan tentunya kemampuan menyelam. Oiya, google yang dipakai nelayan sini ga ada duanya loh, secara itu handmade dan dibuat sendiri sesuai dengan ukuran mata dan kepala mereka masing-masing. Isn’t it cool? Dan akhirnya dengan bantuan nelayan, dari 2 gurita yang terlihat, kami berhasil menangkap 1 gurita. 

Yeah! perburuan selesai, kami kembali ke tepian. Joe salah satu pemilik penginapan akhirnya memasakkan gurita yang kami dapat untuk makan siang. I’m drooling~


saya dan combo 2 host super kocak bin usil ;)

(read my last story on Co Host for My Trip My Adventure to Sumba [Part 3])

2 comments:

  1. Rika Reviza Rachmawati17 December, 2014 14:32

    Kereeennn Bingittt Isy,, I envy with you,,, How lucky you are...:) mana foto guritanya ko gak ada siy?

    ReplyDelete
    Replies
    1. tenkyuu~ hahaha..
      Gurita itu yang dipake Vicky di kepala kemaren *kalo nonton*. Berhubung ikut nyemplung, jadi ga bisa ambil poto deh di laut begitu ':p

      Delete