Pages

Wednesday 18 July 2012

Menjelajah Pulau Tidung Kepulauan Seribu (Day 2)

Kami bangun keesokan hari dengan rasa yang ga jelas gara-gara pose tidur gaya lilin dan gaya lipat kaki. Ada pula yang 'kreatif' tau-tau diare, katanya sih kemungkinan karena BBQ semalam, entah makanan yang ga bersih atau dianya yang ga bersih. Hahaha.. (Okay, cerita yang ini diminta langsung sama si pengidap diare, si Lulu ). Meskipun tidur setengah-setengah, toh akhirnya kami bangun juga untuk sholat Subuh dan kemudian dengan tampilan seadanya dan nyawa yang masih kurang-kurang langsung berangkat ke Pantai dengan sepeda. Oia, di Pulau Tidung ini alat transportasinya sepeda motor, becak, dan sepeda. Selama saya disana belum pernah lihat ada mobil, sebenernya saya ga yakin juga apa cukup jalannya? Sedangkan sepeda di sini bagaikan sepeda motor di Surabaya – jadi semacam alat transportasi utama. Banyak persewaan sepeda bagi pengunjung untuk berkeliling pulau atau kalau seperti kami yang ikut dengan travel, persewaan sepeda sudah termasuk dalam paket.

jembatan Cinta
Begitu sepeda dikayuh, hmmm.. ga ada ngantuk lagi. Angin sepoi-sepoi pagi, pemandangan ke laut, semuanya bener-bener bikin semangat. Beda sekali dengan siang hari yang panasnya bisa jadi pengering kilat jemuran (ya sih, pantai di sekeliling.. mehehe). Kami menuju pantai lokasi Jembatan Cinta. Saya sendiri ga begitu mengerti kenapa dinamakan begitu, karena saya ga melihat ada bentuk-bentuk serupa hati atau semacamnya atau entah ada cerita apa dibaliknya. Jembatan ini menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil. Di pangkal jembatan memang agak ngeri, banyak yang rusak bolong-bolong. Ga banyak yang berani melewati bagian itu. Padahal kalau ga terlewati otomatis ga bakal bisa jalan ke sepanjang Jembatan Cinta dan sampai ke Pulau Tidung Kecil. Hhehe.. sayang banget. Di bawah jembatan, terumbu karang, ikan, dan isinya bisa terlihat dengan jelas. Airnya jernih banget! (ʃƪ´`)



Cibulers Team
banana boat-ing
Kami kemudian kembali ke penginapan untuk menyiapkan amunisi sebelum ber-banana-boat-ria. Sebelum matahari tertawa sangar, kami buru-buru kembali ke Jembatan Cinta. Terbagi menjadi 3 kloter, akhirnya kami menikmati serunya banana boat. Kami di ajak berkeliling di sekitar pantai dengan banana boat, teriak-teriak heboh kaya' anak kecil mainan kuda-kudaan, kemudian dengan tiba-tiba boat yang menarik kami akan berbelok dan.. BLUP! Teriakan menghilang seketika. Kami sukses jatuh gelagapan di air. Kami sendiri sengaja tidak saling berpegangan, malah angkat tangan tinggi-tinggi sambil teriak-teriak kegirangan. Hahaha.. jaminan jatuhnya bakal lebih mantaap \(´`)/

Oia, di sini biasanya banyak juga yang melakukan tantangan terjun dari Jembatan Cinta. Hhoho.. Saya sendiri sebenernya pengen, tapi akhirnya urung. Selesai ber-banana boat dan berpanas-panas main di pantai, kami tergiur lambaian Es Kelapa Muda. Akhirnya kami yang bawa uang seadanya untuk parkir sepeda, merayu salah seorang teman yang bawa uang lebih banyak. Hahaha.. that’s what friends are for. Kkk kidding! – Thanks, mas Eries `)/

back to jakarta
Kami kemudian kembali ke penginapan dan membersihkan diri sekaligus bersiap untuk kembali ke Jakarta. Semua berjalan lancar sampai tepat ketika kami akan meninggalkan rumah berjalan ke dermaga, ada sesuatu yang menghilang. Okay, bukan sesuatu, lebih tepatnya seseorang. Eleuh.. si Pak Tua hilang entah kemana. Dihubungin pun ga bisa. Akhirnya tinggallah Pak Ketua Rendy menunggu di rumah dan mencari Pak Tua. Memang bener-bener Ketua dia.. Hhoho. Kami buru-buru ke Dermaga yang ternyata sudah sangat ramai ketika kami tiba disana. Dan sialnya sebagian besar dalam kapal sudah terisi manusia-manusia yang akan kembali ke Jakarta. Kapal lebih kecil daripada kapal saat kami berangkat, dan orangnya jauh lebih banyak. Akhirnya sebagian dari kami ada yang duduk setengah berdiri, ada juga yang nyempil di pojokan-pojokan, termasuk saya yang nyempil di bagian belakang kapal, dekat toilet! – ga bisa liat kemana-mana dengan ombak besar menggoyang kapal dan nyempil senyempilnya di pojokan itu mualnya minta ampun kawan (ˇ___ˇ"). Ya sudahlah.. akhirnya dinikmati dengan tidur, bantuan dari obat anti mabuk yang menurut saya lebih tepatnya obat tidur (jadi ‘lupa’ kalau mabuk laut). Hehehe.

Oh yeah, liburan emang terasa kilat, besoknya udah ketemu Senin lagi <(‾‾)>;

No comments:

Post a Comment