Jarum jam
dinding semakin mendekat ke arah angka 5 dan 12, sudah lewat hampir satu jam
dari jam kantor. Sebagian teman-teman kantor sudah menempelkan jarinya di
finger print dan bergegas pulang. Saya masih berdiam diri di depan meja sambil
mengutak-atik laporan selang-seling dengan browsing.
Tiba-tiba
suara teman kantor memanggil, “Cibull, sini deh.. Aku restuin kamu sama si
anu”. “Hemh??”, balas saya sambil sadar ga sadar pasang muka shock-pahit
setelah beranjak mendatangi mejanya dan ternyata digodain begitu.
“Hahaha…
ngambing yuk! Yuuukk! Enak banget deh kambing bakar”, katanya.
“Hmm.. ayok
aja. Kapan?”, tanya saya.
Dan yang lain pada sorak,”Tuh.. kaan, kalo ngajak Cibul soal makanan mah gampang banget”. Ah sial, berasa dijebak tes kerakusan. Kan jadi maluh.. *belagak malu malu kucing*
Dan yang lain pada sorak,”Tuh.. kaan, kalo ngajak Cibul soal makanan mah gampang banget”. Ah sial, berasa dijebak tes kerakusan. Kan jadi maluh.. *belagak malu malu kucing*
“Yaaiiiyy!
Sekarang yuk, siap-siap yah, aku udah laper banget! Aaah akhirnya. Oke!”,
katanya girang sambil peluk sana sini. Saya sendiri meskipun masih flustered akhirnya manut aja beberes
tas.
Karena
lokasinya yang ga jauh dari kantor dan sudah pesan taksi, dalam beberapa menit
kami sampai di depan resto Kambing Bakar Cairo, dengan pasukan tambahan yang ga
disengaja karena mood-nya tiba-tiba
berubah.
Lokasi
Kambing Bakar Cairo ini ga terlalu terlihat dari depan jalan raya, tapi untuk
menuju ke sini sama sekali ga sulit. Cukup belok sedikit dari Jalan Raya
Melawai, tepat di sebelah d’Solo. Seperti kebanyakan resto lainnya, resto ini
menyediakan tempat makan di sisi luar ruangan (outdoor) dan di dalam ruangan (indoor)
sebagai non smooking area. Awalnya
kami memilih di luar karena terasa lebih sejuk dan santai, tapi karena hujan
deras yang tiba-tiba mengguyur Jakarta hingga membuat suara kami tenggelam di
dalamnya, akhinya kami memutuskan untuk pindah ke dalam ruangan. Lalalala suara
kami muncul lagi. Bagian indoor
didominasi dengan warna-wana kayu dengan tempat duduk yang terbuat dari rotan.
Lampu-lampu gantung yang agak sendu membuat suasananya cukup cozy tanpa mengganggu pemandangan saat
makan.
Begitu
duduk, dengan sigap mereka langsung menyodori menu book. Tidak terlalu banyak menunya, tapi semuanya serba
kambing. Menu utamanya tentu saja kambing bakar. Pilihannya ala steak daging
sapi: 250 gr, 350 gr dan 500 gr. Masing-masing ada 3 pilihan, mau bagian
punggung, iga atau paha. Bagi yang suka agak berlemak, menu iga kambing bakar
bisa jadi pilihan. Sedangkan bagian punggung dan paha bagi yang menghindari
lemak. Setelah capcipcup, akhirnya saya dan Anik memesan Paha Kambing Bakar Cairo 250
gr, sedangkan mba Ika memilih Iga Kambing Bakar Cairo 350 gr. Untuk minumnya, kami
memesan menu standar: sweet ice tea dan lemon tea.
Complementary dish, Sweet Ice Tea (IDR 9,5k) and Lemon Tea (IDR 16k) |
Menu pertama yang terhidang adalah minuman dan complementary dish (sambal kecap, potongan timun dan tomat). Selang sekitar 6-10 menit kemudian, crrrssshhh~ hidangan utama kami datang di atas hotplate ala steak dengan suara yang menggoda. Ukuran 250 gr ternyata tidak terlalu besar untuk dimakan begitu saja, akhirnya saya memesan nasi. Dasar orang Indonesia, kalo belum ketemu nasi berasa belum makan. Selain itu sih saya khawatir kenyang sementara, sejam kemudian keroncongan lagi kan gawat. Hehehe.
Paha Kambing Bakar Cairo 250gr (IDR 54k) |
Iga Kambing Bakar Cairo 350gr (IDR 72k) |
Seperti namanya, Paha Kambing Bakar disajikan dalam bentuk paha utuh berbumbu lengkap dengan tulang kakinya. Saya segera memotong dan mencocolnya ke sambal kecap. Hmm.. dagingnya memang tidak terlalu empuk, terasa kaya serat dan ‘bau kambing’nya tidak ada sama sekali. Enak. Saya yakin bagi yang tidak menyukai kambing pun pasti akan menyukai kambing bakar yang satu ini.
Menu paha lebih
kaya daging dibandingkan punggung ataupun iga dan terasa benar-benar tanpa
lemak. Tapi bagi saya yang menyukai daging agak ‘basah’, mungkin lain kali
harus mencoba menu iga, karena paha kambing ini meskipun rasanya enak, agak
terasa ‘kering’ bagi saya. Masalah selera aja sih ya. Oh iya, buat saya derajat
keenakannya naik banget ketika dimakan dengan nasi hangat dan sambal kecapnya
yang cukup pedas. Hmmm~ Sampai-sampai tanpa disadari kami bertiga hilang suara
karena keasikan dengan kambing bakar kami :D
Selesai
makan, kami masih juga terjebak di dalam ruangan karena hujan yang tidak
kunjung berhenti. Sampai lewat waktunya sholat magrib. Ternyata resto ini juga
menyediakan mushola yang layak, bukan ala kadarnya, lengkap dengan alat sholat
hingga Alquran, di lantai atas. Tidak jauh berbeda dengan resto di lantai
bawah, lantai atas pun juga di dominasi dengan elemen kayu. Kami melanjutkan dinner hari ini dengan ngobrol kesana
kemari sambil menunggu hujan reda. Alhamdulillah, kenyangnya pas, energinya
cukup buat ngobrol sampai malam dan lari-larian menerobos hujan gerimis untuk
mencari taksi.
Well, have a nice dinner :)
Well, have a nice dinner :)
PS: Oiya,
Kambing Bakar Cairo juga punya special promo buat yang ulang tahun. Kambing
Bakar Cairo 250gr (back) for free! Tinggal nunjukin ID aja. Enjoy!
Location
Kambing Bakar Cairo
Jl. Sambas III No. 126, Melawai
(Belakang Inul Vista)
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Phone: 021-33335050
Opening Hours
Monday – Sunday 11.00 – 23.00
No comments:
Post a Comment